SMLine TechNews

Membahas Info Update Teknologi

Menu
  • Beranda
  • Contact Us
  • Copyright
  • DMCA
  • Privacy Policy
  • Backlink Murah
Menu

Dituding Bantu China Awasi Minoritas Uighur, Ini Kata Alibaba

Posted on 22 Desember 2020 by REO News

e-Business - Perusahaan-perusahaan raksasa teknologi di China mendapat kritikan internasional karena dianggap membantu pemerintah negara tersebut menerapkan represi terhadap etnis minoritas seperti Muslim Uighur.

Alibaba belakangan diketahui juga melakukan hal serupa lewat divisi bisnis komputasi awannya, Alibaba Cloud. Sebuah laporan dari lembaga independen IPVM menyebutkan bahwa Alibaba Cloud menyisipkan algoritma pengenal wajah orang dari etnis Uighur di layanannya.

Hal ini diketahui dari penjelasan mengenai layanan Alibaba Cloud untuk wilayah China di situsnya. Di sana tertera bahwa pengenal wajah Alibaba Cloud secara spesifik mampu mengidentifikasi wajah orang dari etnis dimaksud.

Penjelasan yang sama tidak terdapat dalam situs Alibaba Cloud versi internasional. Karena itu, kemampuan pengenal wajah etnis minoritas mungkin hanya berlaku untuk layanannya di wilayah China saja.

Penjelasan fitur pengenal wajah di situs Alibaba Cloud yang secara spesifik menyebut kemampuan identifikasi orang dari etnis Uighur. Tangkapan layar berasal dari Google TranslateIPVM Penjelasan fitur pengenal wajah di situs Alibaba Cloud yang secara spesifik menyebut kemampuan identifikasi orang dari etnis Uighur. Tangkapan layar berasal dari Google Translate

Pemerintah China memang menyensor internet domestiknya secara ketat dan tak segan menghukum pihak-pihak yang melanggar ketentuan. Lantaran ini, ada kebutuhan moderasi otomatis untuk perusahaan yang kemudian dipenuhi oleh layanan seperti Alibaba Cloud.

China menarget orang-orang dari etnis minoritas Muslim seperti Uighur dan Kazakh dalam rangka "kontra terorisme" karena menganggap mereka membahayakan keamanan nasional.

Baca juga: Perusahaan Jack Ma Gagal Melantai di Bursa Usai Kritik Pemerintah China

Keberadaan para etnis minoritas di internet pun diredam. Dengan teknologi pengenal wajah seperti ini, Alibaba Cloud bisa mengidentifikasi konten -seperti video- yang menampilkan orang berwajah Uighur, kemudian menandainya untuk dihapus sebelum dilihat banyak orang.

Menurut IPVM, teknologi Alibaba Cloud mampu mengidentifikasi wajah di konten video atau gambar apapun. Meski demikian, IPVM tidak menemukan contoh penerapannya di lapangan.

Alibaba Cloud adalah penyedia layanan cloud terbesar di China yang mencatat nilai penjualan sebesar 5,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 80 triliun) pada tahun fiskal 2020. Pelanggannya di seluruh dunia diklaim mencapai kisaran 3 juta.

Tanggapan Alibaba

Alibaba segera mengeluarkan tanggapan atas tudingan membantu pengawasan etnis minoritas seperti tersebut di atas. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu berkata menyesali pengembangan "teknologi pengenal wajah" oleh Alibaba Cloud.

Menurut Alibaba, segala bentuk diskriminasi terhadap ras atau etnis tertentu merupakan pelanggaran atas kebijakan dan value perusahaan.

“Kami tidak pernah bermaksud menggunakan teknologi kami dan tidak akan mengizinkannya digunakan untuk menargetkan kelompok etnis tertentu," tulis Alibaba dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada IPVM.

Ditambahkan bahwa teknologi pengenalan wajah dimaksud masih berada "dalam lingkup uji coba" dan belum pernah digunakan oleh pelanggan, meski tak ada penjelasan lebih lanjut soal itu. Penjelasan di situs Alibaba Cloud sebelumnya juga tidak menyinggung soal "uji coba".

Setelah dihubungi oleh IPVM, deskripsi tentang pengenal wajah etnis minoritas menghilang dari situs Alibaba, tapi masih bisa dilihat di Archive.org.

IPVM sendiri merupakan lembaga  independen yang kerap memberikan laporan, penelitian, dan hasil pengujian terkait industri pengawasan (surveillance).

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs IPVM, Selasa (22/12/2020), pada awal bulan ini, perusahaan China lainnya, Huawei dan Megvii, dilaporkan telah selesai menguji coba software pengenal wajah orang Uighur untuk keperluan pengawasan oleh polisi.

Selain itu, pabrikan drone populer, DJI, belakangan juga dimasukkan dalam daftar hitam entity list Amerika Serikat. Salah satu alasannya adalah karena DJI dianggap membantu pemerintah China mengawasi etnis minoritas.
[Source:Kompas]

Cari untuk:
Email: [email protected]
WhatsApp: +1-5138-101010

Kategori

  • E-BUSINESS (26)
  • GADGET (15)
  • INFO UPDATE (15)
  • INTERNET (10)
  • OH BEGITU (4)
  • RESEP AYAM (220)
  • SOFTWARE (11)
  • TECH INDUSTRY (1)
  • Uncategorized (1)

Pos-pos Terbaru

  • Setiap Stasiun Kereta Bawah Tanah NYC Sekarang Mendukung Pembayaran Nirsentuh 19 Januari 2021
  • Bagaimana Kecerdasan Buatan Akan Digunakan Pada Tahun 2021 18 Januari 2021
  • Hari Ini Adalah Hari Terakhir Anda Dapat Memainkan ' FarmVille ' 17 Januari 2021
  • Ponsel Google Pixel Hanya Menggunakan Pengisian Adaptif Jika Ada Alarm Untuk Memandunya 15 Januari 2021
  • GM CES Keynote Dikabarkan Akan Memamerkan Pickup Chevrolet Elektrik 14 Januari 2021
  • Pembaruan Baru Membuatnya Lebih Mudah Untuk Memindahkan Aplikasi Antara Layar LG Wing ' S 13 Januari 2021
  • ' S.T.A.L.K.E.R. 2 ' Teaser Gameplay Mempratinjau Peluncuran Game 2021 12 Januari 2021
  • Crane Kontainer Raksasa Tiba Di Teluk San Francisco 11 Januari 2021
  • Langganan Tahunan ESPN + Naik $ 10 10 Januari 2021
  • Amazon Telah Membeli Wondery Jaringan Podcast 9 Januari 2021
  • Game PS Plus Gratis Bulan Januari Mencakup ' Shadow Of The Tomb Raider ' 8 Januari 2021
  • Peloton Membeli Hak Atas Tiga Remix Elvis Eksklusif 7 Januari 2021
  • Pelajari Cara Menjual Produk Menggunakan Amazon Dan Alibaba Seharga $ 30 6 Januari 2021
  • Memodelkan Sisa-sisa Supernova Yang Aneh 5 Januari 2021
  • NASA Menyetujui Dua Misi Untuk Lebih Memahami Cuaca Luar Angkasa 3 Januari 2021
SMLine TechNews © 2021
Powered By OBOR™ Backlink